
Wonosobo, Jawa Tengah, bukan sekadar karya seni.
Patung setinggi empat meter ini mengandung filosofi mendalam tentang pelestarian alam dan budaya lokal, serta menjadi simbol kolaborasi kreatif antara komunitas dan seniman.
Gagasan awal pembangunan Tugu Biawak datang dari Karang Taruna Desa Krasak.
Biawak dipilih sebagai objek patung karena merupakan hewan endemik daerah tersebut yang mulai jarang terlihat.
Hewan ini memiliki peran penting dalam ekosistem setempat, sehingga patungnya diharapkan dapat menjadi pengingat pentingnya melestarikan lingkungan hidup.
“Kenapa dipilih biawak? Karena ini hewan lokal yang mewakili karakter khas daerah kami. Harapannya, masyarakat bisa lebih peduli terhadap hewan ini dan ekosistemnya,” kata Rejo Arianto, seniman pembuat patung biawak, saat diwawancarai, Rabu (23/4/2025).

Filosofi Keharmonisan Alam dan Seni
Biawak sebagai hewan lokal memiliki filosofi yang kuat tentang keselarasan dan keseimbangan alam.
Hewan ini dikenal sebagai predator alami yang membantu mengendalikan populasi hama tertentu. Dengan menghadirkan patung biawak, pesan yang ingin disampaikan adalah pentingnya menjaga hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Menurut Rejo Arianto, setiap detail pada patung biawak dirancang untuk merepresentasikan keindahan dan keunikan hewan tersebut.
Mulai dari sisik hingga ekspresi wajah biawak, semua dibuat seakurat mungkin agar tampak hidup dan realistis.
“Seni itu adalah ekspresi jiwa. Saya ingin karya ini tidak hanya dilihat sebagai patung, tapi juga sebagai pengingat untuk kita semua agar lebih peduli pada lingkungan sekitar,” ujar Arianto.
Makna Filosofis bagi Wonosobo
Selain aspek lingkungan, Tugu Biawak juga memiliki makna penting bagi identitas lokal.
Wonosobo selama ini dikenal dengan keindahan alamnya, seperti pegunungan dan dataran tinggi Dieng. Patung biawak menambah keunikan tersebut dengan menonjolkan kekayaan fauna lokal sebagai bagian dari daya tarik daerah.
“Ini bukan hanya seni, tapi juga simbol kebanggaan kami sebagai warga Wonosobo,” tambah Arianto.

Peran Komunitas dalam Seni Lokal
Proyek ini juga menjadi contoh keberhasilan kolaborasi antara seniman dan komunitas. Dana pembuatan patung yang berasal dari CSR BUMD Wonosobo menunjukkan bagaimana keterlibatan berbagai pihak mampu menghasilkan karya berkualitas tanpa menguras anggaran besar.
Leave a Reply