Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the idea-flow domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /www/indo0329/38.181.63.206/wp-includes/functions.php on line 6121
PAUS138 – Tugu Biawak Jadi Sorotan, Bukti Karya Berkualitas Tak Harus Mahal – PAUS138

PAUS138 – Tugu Biawak Jadi Sorotan, Bukti Karya Berkualitas Tak Harus Mahal

Penampakan patung biawak Wonosobo yang belakangan jadi sorotan karena tampak realistis dan dilaporkan dibangun dengan biaya rendah, Selasa (22/4/2025) sore. ?Tugu Krasak Menyawak tersebut berada di Desa Krasak, Selomerto.

Lihat Foto

Tugu Biawak yang terletak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, kini tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.

Dengan anggaran sekitar Rp 50 juta, patung biawak setinggi 4 meter ini menarik perhatian karena detail realistis, serta biayanya yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan tugu-tugu lain di Indonesia.

Pembuatan Tugu Biawak didanai melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Wonosobo.

Proyek ini digagas oleh Karang Taruna Desa Krasak dan direalisasikan oleh seniman lokal, Rejo Arianto, dalam waktu 1,5 bulan.

“Kalau untuk kota Wonosobo, saya tidak berhitung. Ini adalah sumbangsih saya untuk Ibu Pertiwi,” ujar Arianto saat diwawancarai pada Rabu (23/4/2025).

Keberhasilan Tugu Biawak semakin mencolok ketika dibandingkan dengan beberapa tugu di Indonesia yang menelan anggaran jauh lebih besar namun menuai kritik.

Kontras dengan proyek lainnya

Wujud patung biawak Wonosobo yang belakangan jadi sorotan karena tampak realistis dan pembangunannya tak memakan biaya tinggi pada Selasa (22/4/2025) sore. ?Tugu Krasak Menyawak tersebut dibangun atas inisiasi pemuda Karang Taruna di Desa Krasak, Selomerto.KOMPAS.com/IRAWAN SAPTO ADHI Wujud patung biawak Wonosobo yang belakangan jadi sorotan karena tampak realistis dan pembangunannya tak memakan biaya tinggi pada Selasa (22/4/2025) sore. ?Tugu Krasak Menyawak tersebut dibangun atas inisiasi pemuda Karang Taruna di Desa Krasak, Selomerto.

Salah satu contohnya adalah Tugu Penyu di Pelabuhanratu, Sukabumi, yang menghabiskan anggaran hingga Rp 15,6 miliar.

Tugu tersebut sempat menjadi sorotan karena mengalami kerusakan serius hanya beberapa bulan setelah dibangun.

Contoh lain adalah Tugu Bulan Sabit di Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang dibangun dengan anggaran R p2,5 miliar.

Desainnya menuai banyak perdebatan di kalangan masyarakat, bahkan warga setempat menyebutnya lebih mirip helm.

Di Samarinda, Kalimantan Timur, Tugu Pesut Mahakam yang menelan anggaran APBD sekitar Rp 1,1 miliar pun dianggap tidak sesuai harapan masyarakat, dengan desain yang dianggap absurd.

“Sebagai seniman, saya melihat karya-karya tersebut memiliki nilai seni yang bagus. Namun, harga dan anggaran harus disesuaikan dengan kelayakan dan kebutuhan daerah,” kata Rejo Arianto.

Tugu Biawak memberikan pelajaran penting bahwa hasil seni yang berkualitas tidak selalu membutuhkan anggaran besar.

Kolaborasi antara komunitas lokal, seniman, dan pemanfaatan CSR dapat menciptakan karya yang tidak hanya memikat secara estetika, tetapi juga membawa dampak positif bagi daerah.

“Semoga Tugu Biawak bisa menjadi inspirasi bagi proyek-proyek pembangunan tugu di tempat lain untuk lebih memperhatikan efektivitas anggaran tanpa mengorbankan kualitas,” tutup Arianto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *