
Geopark Kebumen kini resmi diakui oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp).
Pengakuan ini diberikan pada Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 yang berlangsung di Paris, Perancis, pada 2-17 April 2025.
Keputusan tersebut disetujui oleh 58 negara anggota Dewan Eksekutif UNESCO, menandai pencapaian besar bagi kebudayaan dan pariwisata Indonesia.
Pengakuan UNESCO ini tidak hanya berlaku untuk Geopark Kebumen, tetapi juga Geopark Meratus di Kalimantan Selatan.
Dengan tambahan dua geopark ini, Indonesia kini memiliki total 12 geopark yang diakui dunia, termasuk Geopark terkenal seperti Geopark Batur, Geopark Rinjani, dan Geopark Kaldera Toba.
Mengenal Geopark Kebumen
Geopark Kebumen dikenal dengan julukan “The Mother of Earth” berkat kekayaan geodiversitas, biodiversitas, dan warisan budaya yang dimilikinya.
Salah satu daya tarik utama di Kebumen adalah situs geologi seperti Lava Bantal dan Rijang Merah di Desa Seboro, yang menawarkan pemandangan menakjubkan dari batuan vulkanik dengan warna yang mencolok.
Tak hanya itu, Watu Kelir juga menjadi tempat menarik yang menunjukkan pertemuan dua jenis batuan yang berbeda.
General Manager Badan Pengelola Geopark Kebumen, Sigit Tri Prabowo, menjelaskan bahwa selain keindahan alam dan geologi, Geopark Kebumen juga kaya akan keanekaragaman hayati.
“Berbagai spesies flora dan fauna dapat ditemukan di berbagai habitat,” kata Sigit saat dihubungi melalui telepon, Senin (21/4/2025).
Sigit menuturkan, Geopark Kebumen juga mendorong pengembangan pariwisata, ekonomi, dan pelestarian lingkungan, serta memberikan manfaat bagi masyarakat setempat tanpa mengorbankan kelestarian alam.

Sejarah Geopark Kebumen: Dari Kawasan Cagar Alam Geologi Hingga Status UNESCO
Sejarah Geopark Kebumen dimulai pada 2004, ketika Presiden Republik Indonesia menetapkan Kawasan Bentang Alam Karst Gombong Selatan (KBAK) sebagai kawasan pembangunan berkelanjutan.
“Pada tahun 2006, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan kawasan Karangsambung sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi,” ujar Sigit.
Pada 2018, Pemerintah Kabupaten Kebumen mengusulkan pembentukan Geopark Karangsambung – Karangbolong, yang kemudian ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada 30 November 2018.
Leave a Reply