Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the idea-flow domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /www/indo0329/38.181.63.206/wp-includes/functions.php on line 6121
PAUS138 – Cara Ampuh Melepas Gigitan Ular, Hanya Pakai 2 Jari – PAUS138

PAUS138 – Cara Ampuh Melepas Gigitan Ular, Hanya Pakai 2 Jari

Salah satu aksi Suharman (kanan dengan topi terbalik), saat menangkap King Kobra yang masuk rumah warga Nunukan

Lihat Foto

Namun, dari pengalaman itu, ia membagikan sejumlah tips berharga tentang cara melepas gigitan ular dengan aman.

Suharman, yang sejak kecil sudah akrab dengan dunia ular, mengaku pernah digigit ular sawah.

Ular tersebut memang tidak berbisa, tapi dua taringnya berhasil menancap penuh di tangannya.

“Ambil ember penuh air, atau kalau di dekat sungai, tenggelamkan kepala ularnya. Dia lama-lama akan lepas sendiri. Jangan ditarik karena bisa robek. Gigi ular itu melengkung ke dalam,” jelasnya.

Cara unik lainnya, menurut Suharman, bisa dilakukan jika tidak tersedia air:

“Cara kedua, bisa dengan menyentil bola mata ular beberapa kali,” tambahnya.

Selain berbagi tips melepas gigitan, Suharman juga memberikan panduan penting jika terkena gigitan ular berbisa, seperti kobra.

“Saat dipatuk kobra secepatnya pergi ke rumah sakit. Meski tidak ada obat anti bisa ular kobra di Nunukan, setidaknya ada penetral racun sebagai pertolongan,” katanya.

Langkah pertama yang disarankan adalah mengikat area dekat gigitan—sekitar sejengkal dari luka—untuk memperlambat penyebaran racun, serta membatasi gerakan agar racun tidak cepat menyebar ke bagian tubuh lain.

Kisah di Balik Keahlian Menjinakkan Ular

Suharman bukan sekadar petugas damkar biasa. Ia dikenal sebagai pelatih penanganan ular berbisa, seperti King Kobra dan Kobra Jawa, bagi rekan-rekannya di Dinas Pemadam Kebakaran Nunukan.

Keahliannya ini bukan berasal dari pelatihan formal, melainkan dari pengalaman masa kecil.

“Tidak pernah ada latihan, itu pengalaman saya dari kecil yang suka mencari lubang ular, memancingnya keluar, dan menjadikannya mainan,” tuturnya.

Sejak bergabung pada 2010, tak terhitung jumlah ular yang berhasil ia jinakkan dan lepasliarkan ke alam.

Ular sanca kembang, ular daun, bahkan buaya dan biawak pernah ia evakuasi dari wilayah permukiman warga.

“Jujur saya lebih suka melepaskan hewan ke alam liar ketimbang memberikan ke orang untuk dipelihara,” katanya.

Bagi Suharman, profesinya bukan hanya memadamkan api.

Petugas pemadam kebakaran dituntut multifungsi—termasuk menjadi pawang ular, mengatasi serangan lebah, hingga membantu melepaskan cincin yang tersangkut di jari.

“Kita hadir di tengah masyarakat tentu untuk membantu mereka. Itu yang kita lakukan, selain amal, kita juga dapat pahala,” ujarnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *